menurutmu apa artinya allah mengasihi dunia
Menurutmuapa arti Allah mengasihi dunia ,pelajaran agama Kristen - 43146638 maysela464 maysela464 23.08.2021 Bahasa lain Sekolah Dasar terjawab Menurutmu apa arti Allah mengasihi dunia ,pelajaran agama Kristen 1 Lihat jawaban Iklan
menurutmuapa artinya allah mengasihi dunia ? menurutmu apa artinya allah mengasihi dunia ? ayaaaaaaa17ayaaaaaaa17 . karena Allah telah bersikap adil kepada sesama makhluk hidup dan Allah memerintahkan manusia untuk menjaga apa yang telah Allah berikan.
Menurutmuapa artinya Allah mengasihi dunia ? 1 Lihat jawaban Iklan ayaaaaaaa17 karena Allah telah bersikap adil kepada sesama makhluk hidup dan Allah memerintahkan manusia untuk menjaga apa yang telah Allah berikan. SEMOGA MEMBANTU!! ini benar atau salah ? itu menurut ku oke Terima kasih ya Iklan Pertanyaan baru di Bahasa lain
Caramengampuni. Pikirkan apa artinya mengampuni. Kalau kita mengampuni, bukan berarti kita menyetujui perbuatan salah atau menganggapnya tidak pernah terjadi. Kita hanya tidak mau mengingat-ingatnya lagi. Pikirkan manfaat mengampuni. Kalau kita tidak memendam kemarahan dan kekesalan, kita bisa tetap tenang, lebih sehat, dan lebih bahagia.
2Menurutmu apa artinya TUHAN mengasihi dunia/ - 33927985 putra1234shalom putra1234shalom 02.10.2020 B. Indonesia Penjelasan: Betapa itu adalah hal yang ajaib! "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini." Dan kata 'kosmos' inilah yang digunakan dalam ayat ini: "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia (kosmos) ini," atau
Site De Rencontre Avec Des Americains. Pertanyaan Jawaban Yesus tahu bahwa hubungan yang mengasihi merupakan aset kita yang paling berharga, dan kadang menjadi hal yang paling sulit dipertahankan. Oleh karena itu di dalam Yohanes 1334 Yesus mengajar, "Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi." Kemudian Ia menambahkan, "Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi" ayat 35. "Saling mengasihi" dalam ayat tersebut merujuk kepada sesama orang percaya. Salah satu ciri khas mengikuti Kristus ialah kasih yang dalam dan tulus bagi sesama saudara di dalam Kristus. Rasul Yohanes mengingatkan kita akan hal ini dengan berkata, "Dan perintah ini kita terima dari Dia Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya" 1 Yohanes 421. Dengan memberi perintah ini, Yesus melakukan suatu hal yang tidak pernah dijumpai di dunia ini sebelumnya — Ia menciptakan suatu kelompok yang dikenali oleh satu hal kasih. Ada berbagai kelompok di dunia ini, dan mereka menarik kesamaan melalui warna kulit, seragam, ketertarikan pada suatu topik, sebagai alumnus sekolah, dsb. Adapun kelompok yang mempunyai tato dan tindik; ada yang pantang mengkonsumsi daging; ada yang mengenakan kopiah — cara manusia mengelompokkan diri sangat kreatif. Namun, gereja adalah unik. Untuk pertama kali dalam sejarah, Yesus menciptakan kelompok yang dikenali oleh faktor kasih. Warna kulit tidak penting. Bahasa tidak penting. Tidak ada aturan mengenai diet atau seragam atau atribut pakaian agamawi. Pengikut Kristus dikenali oleh kasih mereka bagi sesama. Gereja mula-mula meneladani jenis kasih yang diajarkan Yesus. Adapun pengunjung dan pemeluk agama Yahudi di Yerusalem dari seluruh penjuru dunia Kisah 29-11. Mereka yang selamat berkumpul bersama dan saling memenuhi kebutuhan sesamanya "Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing" Kisah 244-45. Inilah kasih dalam prakteknya, dan tentunya hal ini meninggalkan kesan bagi penduduk kota itu. Pernyataan Yesus dalam Yohanes 1334-35 juga patut menimbulkan beberapa pertanyaan yang perlu dibahas. Pertama, bagaimana cara Yesus mengasihi? Kasih-Nya tak berkondisi Roma 58, rela berkorban 2 Korintus 521, dengan penuh pengampunan Efesus 432, dan secara abadi Roma 838-39. Secara bersamaan, kasih Yesus bersifat kudus — yang dicerminkan adalah kesucian moralitas — karena Ia kudus Ibrani 726. Puncak dari kasih Kristus bagi kita adalah kematian-Nya di atas kayu salib, penguburan-Nya, dan kebangkitan tubuh-Nya 1 Yohanes 49-10. Orang percaya harus saling mengasihi seperti itu. Kedua, "Bagaimana hendaknya orang percaya meneladani cara Kristus mengasihi?" Orang yang percaya pada Kristus mempunyai Roh Kudus yang hidup di dalamnya 1 Korintus 619-20. Dengan menaati Roh Kudus, melalui Firman Allah, orang percaya dapat mengasihi seperti Kristus. Orang itu dapat menunjukkan kasih yang tak berkondisi, yang rela berkorban, dan penuh pengampunan kepada sesama orang percaya. Orang itu juga dapat mencerminkan kasih Kristus kepada teman, anggota keluarga, rekan kerja, dsb Efesus 518-64; Galatia 516,22-23. Musuh pun dapat menerima kasih Kristus baca Matius 543-48. Kasih Kristus yang diteladani orang percaya lain daripada "kasih" duniawi, yang bersifat egois, tanpa pengampunan, dan hanya basa-basi. Satu Korintus 134-8 menggambarkan kasih Kristus yang dinyatakan di dalam kehidupan orang percaya yang berjalan sesuai arahan Roh. Secara alami, manusia tidak mengasihi dengan kasih yang digambarkan dalam 1 Korintus 13. Untuk mengasihi seperti itu, harus ada perubahan di dalam hati. Seseorang harus menyadari bahwa dirinya adalah pendosa di hadapan Allah dan memahami bahwa Kristus telah mati di atas salib dan bangkit demi menyediakan pengampunan baginya; kemudian ia perlu menerima Kristus sebagai Juruselamatnya. Pada waktu itu ia telah diampuni oleh Kristus dan telah menerima anugerah kehidupan kekal dari Allah — selebihnya, ia mengambil bagian dalam khodrat ilahi 2 Petrus 14. Di dalam Kristus ia menyadari bahwa dirinya benar-benar dikasihi oleh Allah. Kehidupan baru yang diperoleh orang percaya juga melibatkan kemampuan baru untuk mengasihi seperti Kristus, karena kasih Allah yang kudus, kekal, mengampuni, berkorban, dan tanpa berkondisi sedang hidup di dalamnya Roma 55. Saling mengasihi pada hakekatnya adalah mengasihi sesama orang percaya seperti kasih Kristus pada kita. Mereka yang mengasihi seperti Kristus melalui kuasa Roh Kudus akan membuktikan bahwa mereka adalah para murid Yesus Kristus. English Kembali ke halaman utama dalam Bahasa Indonesia Apakah arti saling mengasihi?
SC Chuah Yohanes 316 Kita membaca dari Yohanes 31-17 1 Ada seorang Farisi yang bernama Nikodemus, seorang pemimpin agama Yahudi. 2 Ia datang pada waktu malam kepada Yesus dan berkata, “Rabi, kami tahu bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorang pun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya.” 3 Yesus menjawab, “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, jika seseorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.” 4 Kata Nikodemus kepada-Nya, “Bagaimana mungkin seseorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?” 5 Jawab Yesus, “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, jika seseorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. 6 Apa yang dilahirkan secara jasmani bersifat jasmani dan apa yang dilahirkan dari Roh bersifat rohani. 7 Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu Kamu harus dilahirkan kembali. 8 Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh.” 9 Kata Nikodemus kepada-Nya, “Bagaimanakah mungkin hal itu terjadi?” 10 Jawab Yesus, “Engkau guru orang Israel, dan engkau tidak mengerti hal-hal itu? 11 Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, kami berkata-kata tentang apa yang kami ketahui dan kami bersaksi tentang apa yang kami lihat, tetapi kamu tidak menerima kesaksian kami. 12 Kamu tidak percaya, waktu Aku berkata-kata kepadamu tentang hal-hal duniawi, bagaimana kamu akan percaya, kalau Aku berkata-kata kepadamu tentang hal-hal surgawi? 13 Tidak ada seorang pun yang telah naik ke surga, selain Dia yang telah turun dari surga, yaitu Anak Manusia. 14 Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, 15 supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal. 16 Karena Allah begitu mengasihi dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. 17 Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan supaya dunia diselamatkan melalui Dia. APAKAH FIRMAN MEMBUAT KITA TAKJUB? Ayat-ayat di atas adalah perkataan-perkataan Yesus yang sangat mengherankan. Begitu mengherankan sehingga dua kali Nikodemus bingung dan bertanya, “Bagaimana mungkin hal ini terjadi?” Setiap pengajaran Yesus, setiap kalimat dari pengajaran Yesus seharusnya menimbulkan reaksi itu dari para pendengar, “How can this be? Bagaimana mungkin hal ini terjadi?” Ingatkah waktu Zakharia pertama kali mendengarkan apa yang disampaikan oleh malaikat Gabriel? Reaksi Zakharia adalah “bagaimana ini bisa terjadi? Aku sudah tua dan istriku lanjut umurnya!” Waktu Maria mendengarkan pemberitaan dari malaikat, dia juga menyatakan hal yang sama, “Bagaimana mungkin hal ini terjadi?” Demikian pula, setiap kali Yesus selesai mengajar, para pendengarnya menjadi takjub dan terheran-heran. Setiap firman Tuhan, khususnya firman yang diucapkan oleh Yesus, harus menimbulkan reaksi seperti itu dari kita. “Bagaimana mungkin ini benar? Bagaimana mungkin ini bisa terjadi?” Selesai bersaat teduh, saat kita keluar dari saat teduh, apakah kita merasakan sesuatu? Apakah kita mempunyai rasa kagum dan takjub, dan berkata di hati, “bagaimana mungkin seperti ini?” Jika kita tidak mempunyai reaksi seperti ini, besar kemungkinan kita sedang mendekati firman dengan cara yang salah. Bisa jadi kita lagi mengelamun, atau ada yang kurang beres dengan hati kita, atau kita sedang mendekati firman dengan cara yang salah. Kita telah menjadi terlalu familier sehingga mati rasa. AYAT YANG PALING BANYAK DIJELASKAN TETAPI PALING SEDIKIT TERJELASKAN Saya banyak bergumul memikirkan ayat yang mau saya sampaikan hari ini, yaitu ayat terkenal di Yohanes 316, “Allah begitu mengasihi dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal”. Ayat yang sering kita dengar. Pada awalnya, saya berencana untuk melangkahi ayat ini. Kenapa? Saya akan membagikan beberapa komentar dari beberapa hamba Tuhan tentang ayat ini. Di waktu training, Pastor Eric pernah berkata sesuatu yang benar-benar tertanam di dalam hati dan pikiran saya. Beliau berkata kira-kira seperti ini, “Saya lebih banyak berbicara tentang bagian kita, komitmen kita kepada Allah, kewajiban kita. Saya mengalami kesulitan untuk berbicara tentang kasih Allah, karena kasih-Nya begitu besar, tidak mungkin dapat disampaikan melalui kata-kata manusia.” Saya juga mencari tahu apa yang dikatakan oleh Tozer tentang ayat ini. Ternyata, hal yang sama dinyatakan oleh Tozer. Katanya, “Saya sudah bertahun-tahun berkhotbah, tetapi sepanjang ingatan saya, saya tidak pernah mengkhotbahkan ayat ini. Mengutipnya iya, tetapi tidak pernah secara langsung mengkhotbahkannya. Bukan karena saya tidak menghargai atau meremehkan ayat ini, tetapi justru karena ayat ini begitu dalam. Saya merasa takut, merasa tidak sanggup dan tidak mampu untuk menyampaikan apa sebenarnya yang terkandung di dalam ayat ini.” Ada juga yang menggambarkan ayat ini sebagai ayat yang begitu berbobot, yang kepentingannya tidak tertandingi oleh semua buku-buku filsafah, semua pemikiran yang paling cerdas yang pernah diterbitkan dan yang ada di setiap purpustakaan di dunia ini. Sekiranya kita mengambil semua buku-buku dan pemikiran-pemikiran terbaik di dunia ini dan menempatkan di atas timbangan, beratnya dibandingkan dengan ayat ini adalah seperti bulu ayam dibandingkan dengan bobotnya ayat ini. Walaupun bukan seorang ahli filsafat tetapi saya setuju bahwa bobot dari ayat ini adalah seperti berlian dan semua pemikiran yang lain adalah seperti arang. Justru banyak hamba Tuhan besar tidak mengkhotbahkan ayat ini bukan karena tidak menghargainya tetapi merasa tidak sanggup untuk mengungkapkan apa yang disampaikan oleh ayat ini. Demikian pula dengan Charles Spurgeon. Dalam khotbahnya yang berjudul “Kasih Tak Terukur”, beliau memulainya dengan berkata, “Saya sangat terkejut beberapa hari yang lalu, ketika melihat daftar teks yang pernah saya khotbahkan, untuk menemukan bahwa saya tidak pernah berkhotbah dari ayat ini.” Di kesempatan yang lain, beliau membaca ayat ini dan langsung berkata, “Aku tidak akan berkhotbah panjang lebar malam ini, tetapi dengan segenap kekuatan.” Sebuah buku tafsir dari seorang yang bernama Elliot berkata, “Teks ini adalah ayat favorit pengkhotbah-pengkhotbah muda, tetapi bagi orang-orang yang lebih tua dan berusia, akan sadar bahwa makna dari ayat ini harus dirasakan, dipikirkan, direnungkan dan bukannya dibicarakan.” Mungkin itulah sebabnya pengkhotbah-pengkhotbah tua jarang mengkhotbahkan ayat ini. Yohanes 316 kemungkinan merupakan ayat yang paling banyak dijelaskan tetapi paling sedikit yang terjelaskan. HANYA ADA SATU PESAN ALLAH BEGITU MENGASIHI DUNIA INI Namun ada juga kisah lain yang berbeda yang juga menginspirasi saya. Seorang tokoh dan pengkhotbah yang terkenal di Amerika, Moody, merupakan tipe pengkhotbah yang dicap sebagai pengkhotbah Api Neraka. Walaupun pada mimbarnya tertulis kalimat “Allah adalah Kasih”, tetapi saat berbicara dia akan membawa pedang ke mimbar dan dengan berapi-api menggambarkan bagaimana orang-orang berdosa akan dihancurkan oleh Allah. Memang ada benarnya, karena Allah memang sangat membenci dosa. Pada suatu hari, dia berkhotbah di Inggris dan selesai berkhotbah, ada seorang pemuda mendekatinya. Pemuda ini berkata kepada Moody, “Kalau bapak tidak keberatan, saya mau ke Amerika dan berkhotbah di gereja bapak.” Di pandangan Moody, anak ini terlalu muda untuk menjadi pengkhotbah. Anak muda ini bahkan belum berjenggut! Pemuda ini, Harry Morehouse akhirnya benar-benar ke Amerika dan menulis surat kepada Moody dan bertanya apakah dia bisa berkhotbah di gerejanya. Moody sangat keberatan tetapi karena melihat kenekatan anak muda ini, dia terpaksa setuju. Kebetulan dua hari itu, dia harus pergi melayani di tempat lain jadi dia menyerahkan mimbar di gerejanya kepada anak muda ini. Ini terjadi di tahun 1860-an, jemaat pada waktu itu beribadah hampir setiap malam. Dua malam itu, Harry menggantikan Moody walaupun awalnya diprotes oleh majelis gerejanya. Setelah Moody pulang, dia bertanya kepada istrinya, “Apa yang dikhotbahkan oleh Harry?” Istrinya memberitahunya bahwa Harry telah berkhobah dua kali dari Yohanes 316. Istrinya berkata, “Kamu pasti menyukai dia, walaupun caranya agak berbeda dari cara kamu berkhotbah.” Selama tujuh hari berturut-turut, Harry mengkhotbahkan ayat yang sama. Efeknya ke atas Moody sangatlah besar. Moody benar-benar hancur. Moody tidak pernah melupakan kata-kata penutup dari khotbah Harry, “Setiap malam sepanjang minggu ini, aku sudah menyatakan kepada saudara, betapa Allah mengasihi saudara. Namun, aku tidak dapat melakukannya dengan lidah yang gagap ini. Jika aku dapat meminjam tangga Yakub dan naik ke surga, dan bertanya kepada Gabriel, seberapa besar kasih Allah kepada orang berdosa, Gabriel akan berkata, “Allah begitu mengasihi dunia ini…” Bagi Harry, tidak ada pesan lain melainkan, “Allah begitu mengasihi orang berdosa…” Saat ketika pengkhotbah muda ini akhirnya jatuh sakit dan berada di ambang maut, waktu dia terbaring di tempat tidurnya dikelilingi oleh teman-temannya, dia berkata, “Jika Tuhan berkenan aku bangkit dari kematian, aku akan sekali lagi berkhotbah tentang Allah begitu mengasihi dunia ini sehingga Ia telah mengaruniakan anak-Nya yang tunggal…” Mulai saat itu, seluruh pelayanan Moody berubah. Harry Morehouse sekarang dikenang sebagai orang yang mengubah Moody. Jadi, di satu sisi ada segolongan orang tua yang merasa tidak sanggup membicarakannya, dan sisi yang lain ada seorang muda yang mengubah seluruh pelayanan Moody. Saya pribadi lebih setuju dengan orang-orang tua tetapi di sisi yang lain, saya juga terinspirasi dengan Harry Morehouse. Namun karena kita sedang mempelajari Yohanes, mau tidak mau, saya harus membicarakannya, walaupun rencana awal saya adalah untuk melewatkan ayat ini. Jika saya melewatkannya, saya adalah seperti seorang pemandu wisata di Bali tetapi tidak membawa wisatawan ke pantai Kuta. Seperti pemandu wisata di Magelang tetapi tidak membawa pengunjung ke Candi Borobudur. Saya pernah menggambarkan seorang pengkhotbah sebagai seorang pengemis yang menunjuk kepada pengemis yang lain di mana menemukan roti. Kalau saya melewatkan ayat-ayat ini, saya merasa seperti seorang pengemis yang menemukan makanan enak, tetapi tidak membagikannya. Atau, seorang yang melihat semak yang menyala-nyala tetapi tidak mendekatinya untuk melihat apa yang sedang terjadi. SAUDARA PRIBADI YANG PENTING BAGI ALLAH Saya hanya akan berkomentar sedikit tentang ayat ini. Perkataan saya tidak terlalu berarti, hanya Roh Kudus yang dapat berbicara kepada saudara. Berdasarkan ayat Yohanes 316, saya harap dari hati saudara dapat menghayati kenyataan bahwa Allah sangat mengasihi saudara. Saudara adalah pribadi yang sangat penting bagi Allah dan Allah sangat prihatin dengan saudara. Hanya itu pesannya. Allah peduli dengan saudara. Saudara penting dan berarti di mata Allah. Di dunia ini, kita hanya seseorang tanpa wajah. Namun ayat ini memberitahu kita setiap orang, siapa saja yang percaya kepada-Nya. Begitu besar kasih Allah pada X, begitu besar kasih Allah kepada Y… masukkan nama saudara di situ. Kita hidup di dunia yang tidak ada yang peduli. Kita tidak penting. Dalam perjalanan hidup kita, saudara akan merasakan bahwa di dunia yang berdosa ini, tidak banyak yang peduli. Mungkin kecuali beberapa orang yang di sekitar kita. Coba google kalimat, “who cares” atau “nobody cares”, saudara akan menemukan banyak sekali lagu-lagu atau puisi atau kata-kata mutiara tentang hal ini. Contohnya, ada nasehat yang berbunyi seperti ini, “Jangan ceritakan masalahmu kepada siapa pun karena tidak ada peduli. 20 persen tidak peduli, 80 persen yang lain senang kamu punya masalah itu.” Ini pandangan yang sangat negatif. Kita lagi hidup di panti asuhan kosmos. Tidak ada yang peduli. Ada lagu yang berjudul, “Nobody Cares”, videonya hanya bolak balik menunjukkan seseorang yang tidak berwajah. Saudara ke rumah sakit, saudara hanya satu nomor; ke penjara, satu nomor; di kantor, hanya satu nomor; saudara hanya bagian dari sebuah statistik. Pesan Injil adalah ada seseorang yang peduli dengan saudara. Pesan saya adalah, mulai dari hari ini, saudara tidak akan berkata lagi, “tidak ada yang peduli”. ALLAH TIDAK SENANG DENGAN ANDA! Pesan yang kedua adalah Allah tidak senang dengan saudara! Dia tidak akan pernah senang sehingga saudara berada di pangkuan-Nya. Dia tidak akan pernah senang. Sama seperti seorang ibu yang mencari anaknya yang hilang. Saya baru menonton sebuah dokumenter tentang seorang ibu yang mencari anaknya yang hilang. Selama tidak menemukan anaknya, ibu ini tidak pernah senang dan tidak pernah tenang. Demikian juga dengan Allah. Selama saudara tidak dekat dengan Dia, berada di pangkuan-Nya, Dia tidak akan senang. Allah begitu peduli, Dia tidak akan senang sampai saudara berada dekat-Nya. Saya harap saudara pulang dan benar-benar mengizinkan firman ini meresap ke dalam benak dan hati saudara bahwa Allah benar-benar peduli dengan saudara. Bahwa saudara benar-benar berarti kepada Dia. Dunia mungkin menganggap kita tidak berarti. Dengarkan pesan ini bukan dengan telinga tetapi hati saudara. Kalau sudah mendengarkannya dengan hati saudara, pasti hati saudara akan merasakan sesuatu. Mustahil untuk saudara tetap hidup seperti biasa. Mustahil untuk saudara mempunyai sikap acuh tidak acuh terhadap Bapa. Kalau saudara bisa merasakan ayat ini dengan hati saudara, hampir mustahil untuk saudara hidup di dunia ini dengan mata tertunduk di bawah. Hampir mustahil untuk kita merasa putus asa karena apa pun karena begitu besarnya kasih Allah kepada kita. Ayat ini kalau dihayati dengan baik dan meresap ke dalam jiwa akan membawa kekudusan nyata ke dalam kehidupan kita. Jika Allah menyerahkan Anak-Nya karena dosa, jika Anak harus mati tersalib karena dosa, dan jika kita ditentukan binasa karena dosa, adakah yang akan masih tega hidup dalam dosa? Tentu tidak! Kasih Allah yang diberitakan sehingga kita menjadi lebih berani berbuat dosa tidak berasal dari Allah. Saudara besar kemungkinan sedang mendengarkan suara Iblis! Allah menyerahkan anak-Nya kepada kita secara pribadi. Dia datang bukan untuk menghakimi tetapi menyelamatkan. Hampir mustahil untuk mempunyai sikap-sikap negatif di dalam terang kasih dan kepedulian yang begitu besar kepada kita. Pada dasarnya saya orang yang bersifat negatif. Tanpa ayat ini, hidup terasa suram dan muram. Tanpa ayat ini, sangat dapat dimengerti mengapa kita semua murung. Dunia ini dunia yang sangat gelap. Sebelum mengenal Tuhan, saya memiliki pandangan yang sangat negatif terhadap kehidupan ini. Namun karena ayat ini, semuanya menjadi berbeda. Itu sebabnya orang Kristen yang selalu bersikap negatif merupakan sebuah kontradiksi. “Kristen negatif” merupakan dua istilah yang bertentangan. Dalam terang ayat ini, bagaimana seorang Kristen memiliki hati yang penuh benci, penuh dendam? Bagaimana mungkin masih ada kepahitan? Bagaimana mungkin ada kritik, keluh-kesah atau rasa tidak puas? Bagaimana mungkin ada amarah? Sikap tidak mengampuni? Mustahil! ALLAH PEDULI! Dua ayat ini adalah dua ayat yang paling positif yang dapat kita dengarkan di dalam hidup kita. Begitu besar kasih Allah terhadap kita secara pribadi. Dan suara “nobody cares”, “who cares” merupakan suara iblis. Suara Iblis adalah tidak ada yang peduli, bahkan Allah tidak peduli. Namun pesan Injil adalah Allah peduli. Kalau saudara mendengarkan dengan hati saudara, saudara tidak akan tetap sama. Saudara akan berubah. Saudara akan bebas dan tidak akan merasa perlu mempertahankan apa-apa lagi untuk seumur hidup kita, hanya untuk melakukan kehendak Bapa di surga. Itu yang akan terjadi. Seketika kita memahami Allah sang pencipta kita peduli, seketika itu juga kita akan memahami bahwa tidak banyak hal yang perlu kita pedulikan dan hidup menjadi jauh lebih sederhana. Jika kita tahu Allah mengasihi kita, apakah kita akan terlalu peduli kalau ada yang membenci kita? Atau ada yang tidak menyukai kita? Tidak banyak hal lagi yang benar-benar perlu kita pedulikan kecuali hal-hal yang menyangkut Allah dan kehendak-Nya. Saya yakin orang yang hidup berdasarkan keyakinan bahwa Allah peduli akan melahirkan sebuah kehidupan yang sangat amat berbeda dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai keyakinan itu. “Allah peduli” versus “Allah tidak peduli” merupakan dua keyakinan yang akan melahirkan dua gaya hidup yang sangat berbeda. Waktu kita datang kepada Tuhan, ayat yang umum ini akan menjadi sangat pribadi. Allah ada di pihak kita. Tidak ada apa-apa yang perlu dipertahankan. Kita tidak perlu khawatir tentang apa-apa lagi tentang hidup ini. Demikianlah besarnya kasih Allah kepada kita. Setiap kali kita membaca ayat ini, setiap kali kita berhadapan dengan kenyataan ini, batin kita akan berseru, “How can this be?”“Bagaimana mungkin seperti ini?” Harapan saya, kata-kata saya ini tidak menjadikan pesan ini hambar, tetapi biarlah Roh Allah yang berbicara kepada kita. Berikan Komentar Anda
Dari Kehidupan Lorenzo Snow Sesaat setelah Lorenzo Snow dibaptis dan dikukuhkan di Kirtland, Ohio, sejumlah Orang Suci Zaman Akhir, termasuk beberapa pemimpin Gereja, berpaling melawan Nabi Joseph Smith. Menurut Lorenzo Snow, kemurtadan ini dikompori oleh spekulasi, atau, dengan perkataan lain, risiko bisnis yang tidak lazim dengan harapan menjadi kaya dengan cepat. Dibutakan oleh hasrat untuk hal-hal sementara dari dunia, orang-orang berpaling dari berkat-berkat kekal dari Injil. Kira-kira 50 tahun kemudian, Presiden Snow, yang melayani sebagai Presiden Kuorum Dua Belas Rasul, berbicara kepada sekelompok Orang Suci Zaman Akhir di Logan, Utah. Dia memberi tahu mereka tentang kemalangan yang telah dia saksikan di Kirtland dan memperingatkan mereka bahwa mereka akan segera mengalami pencobaan yang serupa. “Ada yang dengan cepatnya datang sesuatu yang akan mencobai Anda, barangkali sebagaimana belum pernah Anda dicobai sebelumnya,” katanya. “Meskipun demikian, yang perlu kita lakukan sekarang adalah melihat di mana letaknya kesalahan dan kelemahan kita, jika kita memilikinya. Jika kita telah tidak setia di waktu yang lalu, marilah kita memperbarui perjanjian-perjanjian kita dengan Allah dan memutuskan, melalui puasa dan doa, agar kita akan memperoleh pengampunan atas dosa-dosa kita, agar Roh dari Yang Mahakuasa boleh berdiam di atas diri kita, agar barangkali kita boleh lolos dari godaan-godaan yang sangat kuat itu yang menghampiri. Awan mengumpulkan kekelaman. Anda lihat apa akibatnya di Kirtland dari semangat spekulasi ini. Oleh karena itu, terimalah peringatan.”1 Karena peringatan Presiden Snow terus berlaku bagi para Orang Suci Zaman Akhir dewasa ini, banyak dari khotbahnya kepada para Orang Suci di Logan disertakan dalam bab ini. Dia berkata, “Barangkali beberapa kata perihal kondisi kita pada waktu itu [di Kirtland] mungkin terbukti bermanfaat bagi kita di masa mendatang—mungkin memberikan kita beberapa pelajaran yang berguna”2 [lihat saran 1 pada halaman 296]. Ajaran-Ajaran Lorenzo Snow Ketika orang memperkenankan keduniawian merasuki pikiran dan hati mereka, mereka memalingkan diri dari asas-asas kekal. Saya ingat dengan amat jelas masa susah yang dialami di Kirtland …, di mana Nabi Allah bertempat tinggal, di mana Allah Sendiri, bahkan Yesus, Putra Allah, menampakkan dan memperlihatkan Diri-Nya dalam kemuliaan-Nya. Dia berdiri di atas sandaran mimbar Bait Suci, yang dibangun melalui perintah. Ada di bawah kaki-Nya suatu hamparan berupa emas murni, dengan warna seperti batu ambar. Rambutnya putih bagaikan salju murni. Air muka-Nya bersinar bagaikan matahari dalam kekuatannya. Suaranya bagaikan bunyi deru air [lihat A&P 110]. Pernyataan yang mengagumkan ini terjadi di dalam bait suci yang telah dibangun untuk kehormatan-Nya. Saya berada di Kirtland pada waktu itu, di mana kami melewati peristiwa-peristiwa yang, terkadang saya pikir, kita sekarang mulai ulangi. Keadaan yang mengelilingi para Orang Suci Zaman Akhir pada waktu itu adalah yang jenisnya tidak lazim; setidaknya, dampaknya pada umat adalah yang karakternya tidak lazim .… Pada waktu itu semangat spekulasi merasuki pikiran orang-orang dari bangsa ini. Ada spekulasi uang, spekulasi bank, spekulasi dalam pertanahan, spekulasi dalam lahan-lahan kota, spekulasi dalam banyak bidang lainnya. Semangat spekulasi itu merebak di seluruh dunia, dan menyapu hati para Orang Suci bagaikan ombak yang besar atau arus deras yang menderu, dan banyak yang jatuh, serta menjadi Sebagian dari mereka [para Orang Suci di Kirtland] mulai berspekulasi; mereka melupakan agama mereka, mereka melupakan asas-asas yang telah diungkapkan kepada mereka, dan banyak dari mereka jatuh ke dalam semangat waktu itu dan terbawa pergi pada spekulasi. Kesulitan muncul—rasa iri serta pertikaian—dan Tuhan, merasa tidak senang kepada mereka, membawa kehancuran ke tengah-tengah mereka dan mereka hancur berkeping-keping sebagai sebuah Tepat sebelum kemurtadan besar ini Tuhan telah mencurahkan berkat-berkat yang mengagumkan ke atas umat tersebut. Karunia-karunia Injil telah dicurahkan sampai pada tingkat yang luar biasa—kekayaan kekekalan. Para malaikat telah mengunjungi mereka. Putra Allah, seperti yang saya katakan sebelumnya, telah berbicara dengan para hamba-Nya. Pada pendedikasian Bait Suci berkat-berkat yang umat tersebut terima adalah menakjubkan. Selama waktu berlimpahnya kemurahan hati Allah itu saya, saya sendiri, menghadiri berbagai pertemuan yang diadakan di Bait Suci. Kami mengadakan pertemuan doa, serta pertemuan kesaksian, dan kesaksian-kesaksian seperti yang para brother dan sister dapat berikan adalah mengagumkan. Mereka bernubuat, mereka berbicara dalam bahasa-bahasa, dan memiliki penafsiran bahasa-bahasa sampai pada tingkat yang luar biasa. Berkat-berkat ini hampir menyeluruh pada umat di Kirtland. Hati mereka pada waktu itu berbakti; mereka merasa seakan-akan mereka dapat mengurbankan apa pun yang mereka miliki. Mereka merasa bahwa mereka hampir berdiam di hadirat Allah, dan adalah alami bahwa mereka memiliki perasaan itu di bawah pengaruh yang menakjubkan seperti itu. Semua berkat ini, dan banyak lainnya yang tak ada waktu untuk saya terperinci, dinikmati oleh para Orang Suci Zaman Akhir tepat sebelum waktu ketika semangat spekulasi ini mulai merasuki hati orang-orang. Orang akan membayangkan bahwa setelah menerima pernyataan-pernyataan yang mengagumkan ini tidak ada godaan yang dapat menumbangkan para Orang Suci. Tetapi begitulah adanya, dan itu mencerai-beraikan mereka, seakan-akan, ke empat penjuru mata angin. Betapa pun ganjil tampaknya, semangat spekulasi ini merasuki kuorum Dua Belas Rasul dan kuorum Tujuh Presiden dari Tujuh Puluh; sesungguhnya, tidak ada sebuah kuorum pun di Gereja yang sedikit banyak tidak tersentuh oleh semangat spekulasi ini. Sewaktu semangat itu meningkat, perpecahan mengikuti. Para brother dan sister mulai memfitnah dan bertengkar satu sama lain, karena kepentingan mereka tidak berada dalam keselarasan. Akankah demikian kasusnya dengan para Orang Suci Zaman Akhir yang kepadanya sekarang saya sedang berbicara? Saya takut itu akan datang, tetapi sejauh apa itu akan memengaruhi Anda, itu bukanlah saya yang harus mengatakannya. Anda akan memperoleh pengalaman tersebut, bagaimanapun juga; dan barangkali adalah sangat perlu bahwa Anda mengalaminya. … Setengah kuorum Rasul, pada masa Kirtland, jatuh di bawah pengaruh jahat ini. Itu adalah spekulasi ini, cinta akan emas ini—allah dunia—yang menghasilkan dampak yang mengenaskan ini. Dan jika itu memiliki dampak ini pada diri mereka yang memegang imamat paling tinggi di atas bumi, bagaimana itu akan berdampak kepada kita yang, barangkali, tidak memiliki kecerdasan, informasi dan pengalaman yang mereka miliki? …. Sekarang, Anda adalah umat yang baik .… Allah mengasihi Anda. Dia senang dengan kesalehan Anda, dan Dia tidak ingin melihat peristiwa-peristiwa tersebut dilakoni … yang terjadi di Kirtland. Tidak ada perlunya untuk itu. Kita berpegang dalam tangan kita sendiri kuasa untuk melindungi diri kita sendiri dari hal-hal itu yang memecah belah para Orang Suci di Kirtland dan menumbangkan setengah dari Dua Belas. Tuhan tidak menginginkan agar, pada hari yang telah larut ini, peristiwa-peristiwa ini akan kembali Para Orang Suci Zaman Akhir seharusnya sudah terlalu menguasai kebijakan dan kecerdasan untuk jatuh ke dalam jerat dari jenis ini. Itu tidak ada gunanya. Tidak akan ada gunanya bagi siapa pun untuk berpaling dari asas-asas yang mulia ini dan hal-hal itu yang telah diterima dari dunia-dunia kekal—untuk berpaling menentang hal-hal ini serta bercampur dan membaktikan diri kita sendiri pada hal-hal yang papa dari dunia. Tidak akan ada gunanya bagi kita. Godaan apa pun yang mungkin datang ke atas diri kita atau yang sekarang dipaparkan kepada kita, kita hendaknya mendengarkan sejarah masa lalu dan tidak memperkenankan diri kita untuk terkuasai, atau kita akan sangat menyesalinya6 [lihat saran 2 pada halaman 296]. Kita telah membuat perjanjian untuk memisahkan diri kita dari keduniawian dan membaktikan diri kita pada kerajaan Allah. Allah dunia adalah emas dan perak. Dunia menyembah allah ini. Itu sangatlah kuat bagi mereka, walaupun mereka mungkin tidak bersedia untuk mengakuinya. Sekarang, sudah dirancang, dalam pemeliharaan Allah, bahwa para Orang Suci Zaman Akhir hendaknya memperlihatkan apakah mereka sudah sedemikian majunya dalam pengetahuan, dalam kebijaksanaan dan dalam kuasa Allah sehingga mereka tidak dapat dikuasai oleh allah dunia. Kita harus tiba pada titik itu. Kita juga harus meraih standar yang lain, dataran yang lebih tinggi kita harus mengasihi Allah lebih daripada kita mengasihi dunia, lebih daripada kita mengasihi emas atau perak, dan mengasihi sesama kita seperti diri kita Jika kita … gagal menaati perjanjian-perjanjian yang telah kita buat, yaitu, menggunakan waktu, bakat dan kemampuan kita untuk membangun kerajaan Allah di atas bumi, bagaimana kita dapat secara pantas mengharapkan untuk tampil pada fajar kebangkitan pertama, diidentifikasikan dengan pekerjaan penebusan yang besar? Jika kita, dengan cara, kebiasaan dan urusan kita, meniru … dunia, dengan demikian mengidentifikasikan diri kita sendiri dengan dunia, apakah menurut Anda, para brother, bahwa Allah akan melimpahkan ke atas diri kita berkat-berkat yang kita berhasrat untuk warisi? Saya beri tahu Anda tidak, Dia tidak akan! …. Kita mesti membangun diri kita sendiri dalam kesalehan surga dan menanamkan di dalam hati kita kesalehan Allah. Firman Tuhan, melalui Nabi Yeremia, “Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku” [Yeremia 3133]. Ini adalah yang Tuhan ikhtiarkan untuk lakukan, dan ini akan Dia capai dalam diri kita jika kita menyepadankan diri dengan Saya berterima kasih kepada Allah bahwa pada masa-masa kebusukan dan kejahatan ini di dunia, kita memiliki para pria dan wanita yang kudus dan saleh yang dapat mengabdikan bakat-bakat unggul itu yang telah Allah limpahkan ke atas diri mereka untuk pujian dan kemuliaan-Nya. Dan saya boleh mengatakan lebih jauh, bahwa ada ribuan pria dan wanita yang bajik dan terhormat, yang telah Tuhan kumpulkan dari bangsa-bangsa, yang juga bersedia untuk membaktikan waktu dan bakat mereka untuk membantu dalam menunaikan pekerjaan Allah untuk kepentingan anak-anak-Nya9 [lihat saran 3 pada halaman 296]. Kita mengikuti teladan Juruselamat ketika kita menolak untuk menukar kemuliaan kekekalan dengan kekayaan dunia. Anda mungkin mengharapkan … untuk menghadapi hambatan-hambatan di jalan kehidupan, yang akan menguji sepenuhnya resolusi Anda yang terbaik, dan sebagian dari Anda mungkin tergoda untuk membelok dari jalan kebenaran dan kehormatan, dan, seperti Esau, merasa ingin melepaskan kemuliaan kekekalan untuk beberapa saat berupa kepuasan dan kesenangan [lihat Kejadian 2529–34]; maka … raihlah kesempatan Anda untuk meniru teladan Juruselamat kita ketika ditawari kemuliaan dunia ini, jika Dia ingin merendah untuk suatu tindakan kebodohan; Dia menjawab kepada penggoda-Nya, “Enyahlah dari-Ku, Setan!” [lihat Lukas 45–8].10 Saya menemukan saat memikirkan tentang kehidupan, bahwa dunia ini singkat dibandingkan dengan kekekalan; bahwa kecerdasan kita, keilahian di dalam diri kita, selalu telah ada, tidak pernah diciptakan, dan akan selalu ada sepanjang segala kekekalan [lihat A&P 9329]. Mempertimbangkan kenyataan-kenyataan ini, adalah patut bagi kita sebagai makhluk yang cerdas, untuk menyadari bahwa kehidupan ini berakhir dalam beberapa hari, kemudian datanglah kehidupan yang kekal; dan sebanding dengan seberapa baiknya kita telah menaati perintah-perintah, kita memiliki keuntungan terhadap mereka yang gagal untuk melakukan perbaikan Injil mengikat bersama hati dari semua penganutnya, itu tidak menciptakan perbedaan, itu tidak mengenal perbedaan antara yang kaya dan yang miskin; kita semua terikat bagaikan satu individu untuk melaksanakan tugas-tugas yang diberikan ke atas diri kita .… Sekarang, biarlah saya mengajukan pertanyaan ini Siapakah yang memiliki apa pun, siapakah yang dapat benar-benar dan sungguh-sungguh menyebut apa pun dari benda-benda dunia ini adalah miliknya sendiri? Saya tidak menuntut demikian, saya hanyalah petugas pengawasan atas sedikit saja, dan kepada Allah saya dianggap bertanggung jawab atas penggunaan dan pelepasannya. Para Orang Suci Zaman Akhir telah menerima hukum Injil melalui wahyu-wahyu dari Allah, dan itu secara demikian gamblangnya dituliskan agar semua orang dapat paham. Dan jika kita mengerti serta memahami kedudukan yang kita ambil dalam menerimanya ketika kita masuk ke dalam perjanjiannya melalui pembaptisan untuk pengampunan akan dosa-dosa, kita harus tetap sadar akan kenyataan bahwa hukum itu menuntut kita untuk mengupayakan terlebih dahulu kerajaan Allah, dan bahwa waktu, bakat serta kemampuan kita haruslah dijadikan tunduk pada kepentingannya [lihat Matius 633; 3 Nefi 1333]. Jika tidak demikian adanya, bagaimana kita dapat mengharapkan setelah ini, ketika bumi ini akan telah dijadikan tempat kediaman Allah dan Putra-Nya, untuk mewarisi kehidupan kekal serta untuk hidup dan memerintah bersama-Nya? Siapa yang akan mengatakan bahwa yang kaya, atau mereka yang memiliki banyak bakat, memiliki harapan atau prospek apa pun yang lebih baik untuk mewarisi berkat-berkat ini daripada yang miskin, atau mereka yang memiliki hanya satu bakat? Sebagaimana saya memahaminya, orang yang bekerja di toko, apakah sebagai penjahit, tukang kayu, pembuat sepatu atau dalam departemen industri lain apa pun, dan yang hidup menurut hukum Injil, dan yang jujur serta setia dalam pemanggilannya, orang itu sama memenuhi syaratnya untuk menerima hal-hal ini dan semua berkat dari Perjanjian yang Baru dan Abadi seperti orang lain siapa pun; melalui kesetiaannya dia akan memiliki takhta, pemerintahan dan kuasa, anak-anaknya akan menjadi sebanyak bintang-bintang di cakrawala atau pasir di tepi laut. Siapa, saya bertanya, yang memiliki harapan apa pun yang lebih besar daripada ini?12 [lihat saran 3 dan 4 di bawah dan di halaman 297]. Saran untuk Penelaahan dan Pengajaran Pertimbangkan gagasan-gagasan ini sewaktu Anda menelaah bab ini atau sewaktu Anda bersiap untuk mengajar. Untuk bantuan tambahan, lihat halaman vii–x. Pertimbangkan laporan pada halaman 289–290. Apakah kiranya tentang keduniawian yang menuntun orang-orang untuk melupakan agama mereka? Bagaimana kita dapat mengurus kebutuhan duniawi kita tanpa menjadi terkuasai oleh keduniawian? Renungkan bagian yang dimulai pada halaman 290. Bagaimana kasih kita bagi Allah dapat menolong kita menghindari menjadi terkuasai oleh keduniawian? Presiden Snow mengajarkan bahwa kita telah membuat perjanjian untuk “menggunakan waktu, bakat dan kemampuan kita untuk membangun kerajaan Allah di atas bumi” halaman 293. Pikirkan tentang apa yang dapat Anda lakukan untuk menaati perjanjian ini. Kajilah ulang bagian akhir dalam bab ini. Dengan cara apa kebenaran berikut dapat menolong kita menaati perjanjian-perjanjian kita? “Dunia ini singkat dibandingkan dengan kekekalan.” Tak seorang pun dapat “benar-benar dan sungguh-sungguh menyebut apa pun dari benda-benda dunia ini adalah miliknya sendiri.” Tulisan Suci Terkait Matius 619–24; Yohanes 1715; 1 Yohanes 215–17; Yakub 213–19; Mormon 835–39; A&P 3839; 6347–48; 10413–18 Bantuan Pengajaran Pembahasan dalam kelompok-kelompok kecil “memberikan kepada sejumlah besar orang kesempatan berperan serta dalam pelajaran. Orang-orang yang biasanya enggan berperan serta dapat membagikan gagasan dalam kelompok kecil yang tidak akan mereka ungkapkan di depan seluruh kelompok” Mengajar, Tiada Pemanggilan yang Lebih Mulia, 161.
Pertanyaan JawabanPertanyaan pendek ini merupakan pertanyaan yang sangat dalam dan tidak ada satupun manusia yang dapat memberi jawaban yang memuaskan. Ada satu hal yang dapat kita pastikan. Allah tidak mengasihi kita karena kita patut dikasihi. Yang ada malah sebaliknya. Keadaan manusia semenjak kejatuhan bersifat selalu memberontak dan tidak taat. Yeremia 179 menjelaskan keadaan internal manusia "Hati manusia tak dapat diduga, paling licik dari segala-galanya dan terlalu parah penyakitnya." Keadaan internal kita begitu dirusak oleh dosa sehingga kitapun tidak menyadari betapa rusaknya kita. Dalam keadaan alami, kita tidak mencari Allah; kita tidak mengasihi Allah; kita tidak menginginkan Allah. Roma 310-12 menjelaskan keadaan orang alami yang belum diperbarui secara rohani "Tidak seorang pun yang benar, tidak seorang pun yang mengerti dan tidak seorang pun yang menyembah Allah. Semua orang sudah menjauhkan diri dari Allah; semuanya telah sesat. Tidak seorang pun berbuat yang benar; seorang pun tidak!" Jika demikian bagaimana mungkin Allah yang kudus, benar, dan sempurna mengasihi makhluk parah seperti kita? Untuk memahami hal ini kita harus mengerti khodrat dan sifat Allah. Satu Yohanes 48 dan 16 memberitahu kita bahwa "Allah adalah kasih." Tidak ada pernyataan yang lebih penting dari itu - Allah itu kasih. Pernyataan tersebut sangat dalam. Allah tidak hanya mengasihi; Ialah kasih. Khodrat dan esensinya adalah kasih. DiriNya penuh kasih dan kasih meresapi semua atribut-Nya yang lain, termasuk murka dan amarah-Nya. Karena sifat Allah adalah kasih, Ia harus menunjukkan kasih, sama-halnya ketika Ia mengungkapkan atribut-Nya yang lain demi kemuliaan-Nya. Memuliakan Allah adalah tindakan yang paling agung, paling baik, dan paling terpuji, sehingga, memuliakan DiriNya adalah kewajiban-Nya, karena Ialah yang teragung, terbaik, dan yang paling layak dimuliakan. Karena esensi dari khodrat Allah bersifat mengasihi, Ia menunjukkan kasih-Nya dengan mencurahkannya kepada pemberontak yang tidak layak menerimanya. Kasih Allah bukanlah perasaan romantis atau baper. Sebaliknya ialah kasih agape, kasih yang penuh pengorbanan diri. Ia menunjukkan kasih yang rela berkorban ini dengan mengutus Anak-Nya ke salib demi melunasi hutang dosa kita 1 Yohanes 410, dengan menarik kita pada DiriNya Yohanes 644, dengan mengapuni pemberontakan kita terhadap-Nya, dan mengutus Roh Kudus-Nya untuk berdiam di dalam diri kita, yang turut memampukan kita mengasihi sama seperti Ia mengasihi. Ia melakukan hal ini lepas dari kelayakan kita menerimanya. "Tetapi Allah menyatakan kasih-Nya kepada kita ketika Kristus mati untuk kita pada waktu kita masih orang berdosa" Roma 58. Kasih Allah bersifat pribadi. Ia mengenal kita secara individu dan mengasihi kita secara pribadi. Kasih-Nya yang hebat tidak mempunyai awal atau akhir. Ialah mengalami kasih Allah yang membedakan agama Kristen dari agama lainnya. Mengapa Allah mengasihi kita? Karena itulah bagian dari DiriNya "Allah adalah kasih." English Kembali ke halaman utama dalam Bahasa Indonesia Mengapa Allah mengasihi kita?
Firman Tuhan 1 Yohanes 2 15 – 17 “Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya. Minggu lalu kita sudah mulai membahas tentang apa yang menjadi arti di dalam 3 ayat ini “Janganlah mengasihi dunia”. Istilah dunia di dalam bahasa Grika adalah kosmos dan kosmos di dalam Alkitab dipakai dengan 7 macam arti. Tetapi di dalam arti dunia yang sama-sama memakai istilah kosmos, ada sesuatu yang sangat berbeda sekali. Allah mengatakan engkau jangan mengasihi kosmos. Tetapi Yohanes 316 mengatakan Allah mengasihi kosmos. Kalau demikian, dunia itu artinya apa? Maka terjemahan bahasa Indonesia janganlah kamu mengasihi dunia, tetapi Allah mengasihi isi dunia yaitu manusianya. Di dalam terjemahan bahasa Mandarin langsung diterjemahkan Allah mengasihi manusia dunia. Jadi disini kosmos mempunyai paling sedikit 2 dua arti yang begitu kontras. Janganlah mengasihi dunia tetapi Allah mengasihi dunia. Allah mengasihi dunia ini karena dunia diciptakan bagi manusia dan manusialah menjadi representatif dunia. Manusia menjadi fokus dan juga sasaran terakhir mengapa Tuhan mengasihi. Tuhan bukan mengasihi binatang-binatang, pohon-pohon, materi-materi dan mineral-mineral, iklim dan lingkungan di dalam dunia ini. Tuhan mengasihi hanya fokus kepada satu – manusia keturunan Adam yang dicipta menurut peta dan teladan Allah. Allah menciptakan segala sesuatu fokusnya adalah bumi. Bumi ini diciptakan fokusnya adalah manusia. Manusia diciptakan fokusnya adalah kaum pilihan. Kaum pilihan diciptakan fokusnya adalah orang-orang yang mengerti kehendak Allah. Ini ayatnya. Itu sebabnya jangan mengasihi dunia ayat 15 karena barangsiapa yang melakukan kehendak Allah tetap ada hidup selama-lamanya, sedangkan dunia akan binasa beserta segala nafsu yang berada di dalamnya ayat 17. Janganlah mengasihi dunia dan segala sesuatu yang berada di dalam dunia ini karena barangsiapa mengasihi dunia ini dia tidak ada lagi kasih kepada Allah di dalam hatinya. Minggu lalu saya sudah menjelaskan apakah ini berarti tidak boleh mencintai materi? Apakah ini berarti tidak boleh mempunyai banyak? Apakah ini berarti kalau menjadi orang kaya tidak mungkin mencintai Tuhan? Tidak. Itu pengertian yang terlalu dangkal. Tetapi sekarang kita lihat gereja justru berada di dalam 2 dua ekstrim. Yang satu miskin menyatakan rohani. Yang satu kaya menyatakan berkat. Apakah semua kemiskinan menjadikan orang lebih rohani? Tidak. Apakah semua kekayaan menjadikan orang lebih jauh dari Tuhan? Juga tidak. Adakah orang miskin yang tidak rohani sama sekali? Ada. Alkitab mengatakan aku tidak pernah melihat keturunan orang benar itu menjadi pengemis Mazmur 3725. Ini kalimat daripada kitab Perjanjian Lama. Ini membuktikan bahwa orang yang betul-betul takut kepada Tuhan dan benar ada berkat yang diturunkan kepada anak-anaknya sehingga dia tidak terlalu miskin. Tetapi Alkitab juga mengatakan seorang pengemis yang namanya Lazarus Lukas 1619-31. Dia akhirnya masuk ke dalam surga. Sedangkan orang kaya itu masuk ke dalam neraka. Kalau begini apakah ayat dari Mazmur 3725 itu berkontra dengan ayat ini? Lazarus mungkin bukan keturunan orang benar tetapi dia hanyalah seorang yang beriman kepada Tuhan dan dia generasi pertama. Generasi pertama selalu lebih segar dan sungguh-sungguh. Jadi miskin tidak tentu membuktikan Tuhan tidak menyertai engkau. Miskin juga tidak tentu membuktikan engkau orang rohani. Tetapi sebaliknya, kekayaan juga tidak tentu menandai engkau tidak rohani atau engkau tidak cinta Tuhan. Alkitab mengatakan Abraham, Daud dan Solomon kaya sekali. Solomon pernah menyeleweng sehingga dia mempunyai perempuan yang banyak sekali. Saya percaya Solomon bertobat dan dengan demikian kita melihat ada orang seperti Abraham dan Daud yang kaya raya tetapi rohaninya baik. Ini berarti tidak tentu kekayaan itu menjadikan engkau orang yang tidak berohani. Tidak tentu mempunyai materi yang banyak itu berdosa. Itu sebabnya yang penting adalah engkau mendapatkan kekayaan itu dengan cara apa. Yang disebut mengasihi dunia yaitu barang apa saja yang merampas kedudukan Tuhan sebagai yang utama menguasai hidupmu. Itu adalah dunia. Anything which can replace God’s place as your Lord /God in your heart, that is the world. Jadi segala sesuatu yang bukan bernilai kekal. 2 dua hal – kekal di dalam sejarah dan kekal di dalam kekekalan. Kekal di dalam sejarah kita perlu karena kita hidup bermandat budaya. Kekal di dalam kekekalan kita lebih perlu karena itu yang membuktikan kita bereksistansi tidak berhenti beserta dengan Tuhan di dalam surga. Hal-hal yang baik yang tidak bertentangan dengan Alkitab di dalam penghasilan kebudayaan itu bisa kita lestarikan dan pentingkan sebagai sesuatu pusaka dan kristalisasi daripada bijaksana nenek moyang turun kepada kita dan kita menghargai. Itu kekekalan sementara di dalam sejarah yang tidak mempunyai nilai seperti kekekalan di dalam kekekalan yang kekal. Tetapi kedua ini perlu kita lestarikan. Dengan demikian kita jelas why we are here, what should I do, what should I know, what should I love. Janganlah mengasihi dunia. Di sini Yohanes memberikan 3 tiga wilayah dari apa yang artinya dunia di dalam 1 Yohanes – keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup. Saya akan menguraikan tiga kategori ini. Keinginan daging. Apa yang disebut disini keinginan daging yaitu nafsu daripada kedagingan. Ini adalah sesuatu yang melampaui keterbatasan materi meskipun di dalam materi. Jikalau englau mempunyai keinginan seks yang lebih daripada sesuatu pernikahan yang sah, itu adalah dunia. Kelebihan seks daripada kebutuhan sebagai fungsi keluarga di dalam ikatan suami istri yang resmi, itu adalah dunia. Semua keinginan daging yaitu nafsu kedagingan dan nafsu yang lebih-lebih, itu adalah dunia. Demikian juga makan yang terlalu banyak, harus terlalu enak dan mahal-mahal. Itu keinginan daging versi yang kedua. Sebenarnya scientist ilmuwan berkata kepada kita yang perlu kita makan tidak terlalu banyak, tetapi kita sudah makan kebanyakan. Orang kalau keinginan makan lebih daripada seharusnya itu disebut dosa. Di dalam jaman Medieval abad pertengahan, ada 7 macam dosa yang membawa kematian. Saya kira tafsiran ini tidak terlalu Alkitabiah. Tetapi karena pernah mempengaruhi seluruh abad pertengahan kira-kira 1000 tahun dari abad ke 6 sampai abad ke 15 sebelum Reformasi, maka abad pertengahan itu dipengaruhi oleh ajaran-ajaran yang tidak terlalu Alkitabiah tetapi mempunyai mandat budaya yang tinggi. Salah satu adalah tamak, rakus, terlalu ingin makan yang baik. Setiap hari pikir makan saja. Kalau engkau melihat cara makan seseorang, kamu sudah tahu rohaninya sampai dimana. Engkau lihat keinginan makan seseorang sampai dimana, kamu tahu tujuan dia hidup sampai dimana. Mengasihi dunia ada 3 hal yang paling dasar – seks, makanan dan keuangan. Begitu banyak orang yang jatuh di dalam ketiga hal ini untuk melayani alat kelamin, mulut perut dan tubuh yang jasmaniah ini. Daging itu 2 hal yang memuaskan dia – seks dan makanan. Peribahasa Tionghua kuno mengatakan food and sex are both the most basic nature of life. Binatang dipuaskan dengan makanan dan sex, lalu hidup tidak cari arti. Jikalau manusia juga demikian, apa bedanya engkau dengan binatang? Ini pertama. Untuk mencukupi kedua ini, selalu alat yang ketiga menjadi kejaran kita yaitu uang. Anak kecil tidak mengerti uang. Sejak dia menjadi dewasa dan mulai mengetahui uang, mulai menjadi salah satu sasaran yang paling penting yang dia kejar. Anak muda permulaan hidup engkau harus belajar tidak menjadi budak uang, baru seumur hidup engkau bisa bebas. Kalau dari hari pertama ngotot memikirkan uang, seumur hidup berkat Tuhan tidak ada. Sebenarnya kalau Tuhan mau memberkati, orang miskin pun bisa menjadi kaya. Kalau Tuhan tidak mau memberkati, orang kaya jadi miskin. Kadang-kadang Tuhan memberikan satu berkat yang kecil satu garis saja, engkau seumur hidup tidak ada kekurangan. Kadang-kadang engkau mendapatkan uang yang banyak sekali, akhirnya matinya sangat celaka. Di dalam semua film detektif, mencari-cari uang yang tidak legal yang diterima oleh perampok-perampok, selalu diakhirinya adalah perampok pegang uang lalu ditembak mati. Uang masih di dalam tangan mereka. Ini adalah satu isyarat dan berita kepada umat manusia kalau engkau mendapatkan seluruh dunia tetapi kehilangan jiwa, apa gunanya? Semua yang bukan dari Tuhan bagaimana pun nikmatnya, itu kutukan. Semua yang dari Tuhan bagaimana pun penderitaannya, itu berkat. Belajar akan hal ini. Tidak usah banyak ribut sama orang. Tidak usah banyak mengejar sesuatu sampai akhirnya harus mati-matian berjuang hanya untuk hal dunia. Seks, makanan dan uang ini adalah untuk mengisi kedaginganmu. Keinginan mata. Apa yang dikatakan disini keinginan mata yaitu nafsu pandangan. Nafsu pandangan berarti mata kita melihat dan tidak habis-habisnya mengisi. Telinga dan mata merupakan 2 dua jendela jiwa. The two windows of human soul is your eyes and your ears. Dari telinga engkau mendengar dan dari mata engkau melihat. Setiap hari kita mendapatkan pengisian daripada jiwa kita dengan intisari-intisari yang baru melalui 2 saluran ini. 2 chanel – dari melihat, kita mengisi sesuatu dan dari mendengar, kita mengisi sesuatu. Orang yang ingatannya baik, jangan mengisi sembarangan karena sulit mengeluarkannya. Jangan bangga karena potensi dan talenta yang ada padamu, tetapi berwaspadalah daripada kontaminasi yang akan merusak dan membengkokkan talenta dan potensimu. Orang yang ingatannya bagus sekali lalu mengisi sesuatu yang jelek di dalam ingatannya, akhirnya ingatannya terkontaminasi untuk selama-lamanya. Makin kecil makin hati-hati apa yang engkau terima dari pendengaranmu dan dari penglihatanmu. What do you see? What do you fill your memory? Apa yang engkau isi dengan matamu? Apa yang engkau terima dengan telingamu? Apa yang engkau simpan di dalam otakmu? Itu kalau sulit dikeluarkan maka gampang mengundang sulit mengusir, itu lama-lama menjadi suatu beban yang luar biasa berat kepada engkau. Semua yang baik dan bernilai diundang tidak usah diusir. Semua yang jelek bisa diundang dan tidak bisa diusir itu harus engkau takut. Semua yang bisa masuk tetapi tidak bisa keluar, semua yang bisa diingat tetapi tidak bisa dilupakan, jangan dilihat dan jangan didengar. Kalau engkau bisa memelihara jiwamu dengan kebersihan, konsentrasi, kesucian dari Tuhan, dan kebenaran yang mempengaruhi seluruh hidupmu, maka engkau harus belajar bukan memakai kebebasan untuk mengisi segala sesuatu yang tidak berarti karena kebebasan sekali dipakai berarti kebebasan sekali dikurangi dan kekurangan satu kesempatan lagi. The more you use, the more you loss. Ini semacam dalil yang kita selalu tidak perhatikan. Kebebasanmu yang engkau pakai sembarangan adalah sesuatu pembelengguan untuk kebebasanmu itu sendiri. Mari kita berdoa supaya keinginan mata itu tidak menjadi sesuatu yang mengikat jiwa kita karena ini namanya dunia. What is world? The world is the lust of your flesh, the lust of your eyes. Keinginan mata tidak habis-habis. Berbahagialah orang yang puas, orang yang tidak tertarik dan tertipu oleh mata sendiri. Keangkuhan hidup. Ini adalah keangkuhan di dalam masa kini. Jadi mau menonjolkan diri dan menyatakan diri lebih dari orang lain menjadi congkak dan bangga. Siapa yang tidak ingin bangga? Siapa yang tidak menginginkan kalau diri mempunyai sesuatu harkat dan status yang lebih baik dari orang lain? Tidak salah. Kalau ingin menjadi besar tidak salah. Tetapi keinginan itu harus mempunyai 2 dua hal. Pertama, motivasi untuk apa. Kedua, metode apa yang dipergunakan. Yesus berkata kepada murid-murid-Nya satu hari sebelum Dia disalibkan if you want to be great and more than others, be first the servant of your brothers Mar 1043-44. Jikalau engkau ingin menjadi besar, jadilah hamba orang lain. Jadi disini Tuhan tidak mengatakan tidak boleh. Keinginan itu boleh ada. Ambisi itu boleh ada. Tetapi 2 hal. Motivasi untuk apa dan kedua metode apa. I want to be big, famous, rich, so ambitious to be a great man. That’s OK. But be the servant of others first and be sure you are doing it for God and not for yourself. Jikalau engkau membanggakan diri, keangkuhan dunia itu dunia. Tetapi kalau engkau untuk kemuliaan Tuhan, itu bukan dunia. Sama-sama dikerjakan, berbeda sekali. Mengapa Musa menghitung tentara seluruhnya berapa Tuhan memuji? Mengapa Daud menghitung Tuhan kutuk dia? Tuhan jatuhkan hukuman ke dia dan turunkan wabah kepada orang Israel. Karena motivasi berbeda. Musa hitung karena diperintahkan Tuhan untuk bersiap bagaimana berperang dengan musuh. Daud hitung untuk membanggakan diri saya hebat, tentara saya begitu besar. Mengapa Nehemia membangun bait Allah dan Yerusalem tidak ada apa-apa? Tetapi pada waktu Nebukadnezar berdiri di atas Babilon berkata, “Bukankah aku Nebukadbezar yang telah membangun kota yang agung ini?”, langsung Tuhan hukum dia menjadi seperti sapi tujuh periode makannya rumput. Mengapa ada orang berbicara mewakili Tuhan, “Demikian Allah berkata…”, meskipun mereka disiksa tetap Tuhan pelihara tetapi waktu Herodes berbicara seperti Tuhan, langsung Tuhan kirim satu ulat untuk malam itu bunuh dia? Mengapa? Karena motivasi. Jadi anything you do, be sure you should judge your motivation karena Allah melihat hati. Allah bukan melihat lahiriah. Manusia melihat luar. Allah melihat sanubari, hati nurani, motivasi dan metode dengan cara apa engkau mendapatkan kekayaan, kuasa, kemuliaan dan nama yang besar. Cara dan motivasi dikoreksi. Kalau tidak, engkau jatuh ke dalam ayat ini – keinginan daging, keinginan mata dan kecongkakan masa kini dunia ini. Dan jikalau engkau mengasihi ketiga hal ini, tak mungkin engkau mengasihi Allah karena motivasimu sudah tidak beres. Tetapi kalimat terakhir adalah bagi mereka yang menjalankan kehendak Allah itu kekal selama-lamanya ayat 17. Saya terlalu terharu dengan seorang bernama C. T. Studd yang pada waktu muda dia minta Tuhan kirim dia untuk mengabarkan Injil. Lalu dia pergi ke Tiongkok. Waktu dia pergi ke Tiongkok dan dia memerlukan seorang istri untuk mendampingi dia, dia melihat seseorang dan menulis seperti ini kepada calon istrinya “Aku mau menikah dengan engkau dan aku percaya Tuhan siapkan engkau bagi aku. Jikalau engkau berdoa sungguh-sungguh, engkau nanti akan tahu benar-benar aku suamimu.” Waktu perempuan ini berdoa dengan sungguh-sungguh, dia digerakkan oleh Tuhan dan akhirnya mereka menikah. Setelah pergi ke Tiongkok, Tuhan pimpin dia bukan di Tiongkok tetapi di Afrika. Jadi dari Inggris ke Tiongkok sudah turun derajat. Tetapi Tuhan mengatakan, “This is not your place. Your place is in Africa.” Akhirnya dia pindah ke Afrika dan sampai mati menjadi penginjil di Afrika. Pada waktu seorang Inggris datang kepada dia, orang itu susah sekali karena dia tahu C. T. Studd adalah anak orang yang kaya sekali dan di Inggris punya satu mansion yang puluhan kamar besarnya seperti istana kecil. Pada waktu mereka menulis riwayat hidup, mereka ambil satu foto gubuk kecil di Afrika yang dia tinggal ditaruh di dalam buku riwayat hidupnya dan diatasnya itu ada satu sudut, mansion di London juga dicantumkan disitu. Lalu disitu kalimat yang dia pakai untuk C. T. Studd seumur hidup adalah “Dunia dan nafsu dunia akan segera lenyap. Hanyalah mereka yang menjalankan kehendak Allah hidup selama-lamanya.” ayat 17. Ayat ini seumur hidup menjadikan dia begitu konsisten karena dia mengetahui dunia akan lenyap beserta segala nafsu dunia. Hanya orang yang menjalankan kehendak Allah kekal selama-lamanya. Amin Khotbah Pdt. Dr. Stephen Tong Sumber Post Views 520
menurutmu apa artinya allah mengasihi dunia